Awesome Dad
Mungkin enggak banyak yang tau tentang berita seorang Ayah yang bernama Nils Pickert dan anaknya yang berumur 5 tahun ini. Entah karena isu kaum minoritas LGBT tidak begitu penting bagi surat-surat kabar ternama di Dunia, atau berita ini hanya hoax? I don’t Know. Tapi, 1 hal positif yang membuat aku terharu (T.T) dari berita ini.
Nils Pickert adalah seorang ayah dari Jerman yang memiliki anak laki-laki 5 tahun yang cenderung bersifat keperempuanan. Anaknya ini kerap kali dibully sama teman-temannya karena sifatnya yang cenderung lebih mirip ke perempuan daripada laki-laki pada umumnya. Untuk menaikkan semangat anaknya dan agar si anak tidak merasa aneh sendiri, Sang Ayah malah ikut memakai rok.
“Aku tak mau memaksa anakku menjadi normal, bahkan dengan memakai pakaian laki-laki putraku memang tidak mempunyai teman. Setelah kupikir-pikir, kuputuskan berlapang dada demi putraku dengan memakai rok juga” *terharu* (kurang lebih itu kata Nils, hasil terjemahanku yg gk sberapa itu -_-)
—————————————————————————————————————————————————-
Isu LGBT dan khususnya Tranny (sebutan bagi kaum transgender) memang udah ada sejak zaman dahulu kala. Ada yang menerima keadaan mereka, ada yang tidak (dan cenderung dibully), ada yang acuh dsb. Tranny sendiri alamiah kata guru biologiku dulu, dimana jika seorang lai-laki memiliki hormon progesteron lebih banyak daripada hormon testosteronnya akan cenderung bersifat keperempuanan, begitu juga sebaliknya dengan perempuan. Suka tidak suka karakter tranny pasti sekali dalam seumur hidup kita pernah kita jumpai. Contohnya aja semasa sekolah, kuliah dll. Bagi yang mentalnya tahan dibully dan jadi bulan-bulanan para cowok (biasanya yg paling sering ngebully) mereka bisa bertahan atau paling gak, berteman dengan perempuan saja. Ada yang malah menjadikan diri mereka bahan tertawaan (dan bikin ngakak) đ Tapi, bagi mereka yang frustasi dan enggak bisa menyesuaikan diri akan berakhir di salon, dan di jalanan. Apalagi kalau yang keluarganya frontal menolak keadaan anaknya kayak gitu. Kalau masalah otak, mereka bisa bersaing juga dengan yang lain, hanya lingkungan saja yang membuat mereka enggak betah dan cenderung jadi frustasi.
I do not know, for those who liked to bully someone who have talent into “Tranny” , just  reflect only the individual self. What would one of your family to be treated like them?
Kisah diatas mengingatkan aku dengan Hummel’s Family di Glee đ
Cukup dapat porsi besar di series Glee……